Enkapsulasi PPP (Point to Point Protocol)

PPP menggunakan arsitektur berlapis. Arsitektur berlapis adalah model
logik, desain atau cetak biru yang membantu komunikasi diantara
lapisan interkoneksi. OSI model adalah arsitektur berlapis yang
digunakan pada jaringan. PPP menyediakan metode untuk
mengenkapsulasi multi-protocol datagram melalui jalur point-to-point
dan menggunakan lapisan data link untuk mengetes koneksi. PPP terdiri
dari dua sub-protocol yaitu:

Gambar. 18
Modul NTW.OPR.200.(2).A 35
- Link Control Protocol (LCP), digunakan untuk membangun jalur
point-to-point
- Network Control Protocol (NCP), digunakan untuk mengkonfigurasi
berbagai protokol network layer.


PPP dapat mengkonfigurasi berbagai tipe interface fisik yaitu:
- Asynchronous serial
- Synchronous serial
- High-Speed Serial Interface ( HSSI )
- ISDN
PPP menggunakan LCP untuk menegosiasikan dan pilihan kontrol setup
pada data link WAN. PPP menggunakan komponen NCP untuk
enkapsulasi dan pilihan negosiasi untuk berbagai protokol network
layer. LCP berada di atas physical layer dan digunakan untuk
membangun, mengkonfigurasi dan mengetes koneksi data link.
PPP juga menggunakan LCP untuk secara otomatis menyetujui pilihan
format enkapsulasi seperti dibawah ini:
- Authentication, pilihan otentikasi membutuhkan sisi pemanggil
untuk memasukkan informasi untuk membantu terpanggil
Gambar. 19
Modul NTW.OPR.200.(2).A 36
mendapatkan ijin sesuai setting network administrator jaringan
terpanggil. Ada dua pilihan otentikasi yaitu Password Authentication
Protocol (PAP) dan Challenge Handshake Authentication Protocol
(CHAP).
- Compression, pilihan kompresi meningkatkan efektifitas throughput
pada koneksi PPP dengan mengurangi sejumlah data pada frame
yang harus melalui jalur. Protokol akan medekompres frame pada
tujuan. Dua protokol kompresi yang tersedia adalah Stacker dan
Predictor.
- Error detection, mekanisme error detection dengan PPP
memungkinkan proses untuk mengidentifikasi kondisi.
- Multilink, CISCO IOS Release 11.1 dan sesudahnya mendukung PPP
multilink. Ini alternatif yang menyediakan load balance melalui
interface router dimana PPP digunakan.
- PPP Callback, untuk penangan keamanan di masa yang akan
datang. Dengan pilihan LCP, sebuah router dapat berperilaku
sebagai client callback atau sebagai server callback. Client
melakukan inisialisasi call, meminta agar bias di callback, dan
mengakhiri callback. Router callback menjawab inisialisasi call dan
melakukan panggilan jawaban ke client berdasarkan konfigurasinya.
LCP juga akan melakukan:
- Menangani berbagai batas dari ukuran paket
- Mendeteksi kesalahan konfigurasi yang umum
- Mengakhiri jalur
- Memastikan ketika jalur berfungsi baik atau ketika sedang rusak
PPP mengijinkan berbagai protokol network layer untuk beroperasi pada
jalur komunikasi yang sama. Untuk setiap protokol network layer yang
Modul NTW.OPR.200.(2).A 37
digunakan, disediakan NCP yang berbeda. Sebagai contoh, Internet
Protocol (IP) menggunakan IP Control Protocol (IPCP), dan
Internetwork Packet Exchange (IPX) menggunakan Novell IPX Control
Protocol (IPXCP). NCP termasuk field field functional yang berisi kode
standar untuk mengidentifikasi protokol network layer yang digunakan.
Field pada frame PPP adalah sebagai berikut:
- Flag, mengidentifikasi awal atau akhir frame dan konsisten berisi
urutan biner 01111110.
- Address, berisi broadcast address standar, dimana urutan biner
11111111. PPP tidak memberikan alamat individu untuk setiap
station.
- Control, 1 byte yang berisi urutan biner 00000011, dimana
panggilan untuk transmisi data user tidak berurut.
- Protocol, 2 byte yang mengidentifikasi protokol yang di enkapsulasi
data field data pada frame.
- Data, 0 atau lebih byte yang berisi datagram untuk protokol yang
dispesifikasikan pada field protocol. Akhir field data dapat
ditemukan dengan lokasi dari urutan flag penutup. Maksimum
panjang field default adalah 1.500 byte.
- FCS, normalnya 16 bit atau 2 byte yang menunjukkan karakter extra
yang ditambahkan pada frame untuk fungsi error control.

Membangun sesi PPP melalui tiga fase. Fase tersebut adalah
pembangunan jalur, authentikasi dan fase network layer. Frame LCP
digunakan untuk memastikan kerja setiap LCP fase. Tiga kelas dari LCP
frame yang digunakan untuk PPP adalah:
- Frame Pembangunan Jalur digunakan untuk membangun dan
mengkonfigurasi jalur.
- Frame Terminasi Jalur digunakan untuk mengakhiri jalur.
- Frame Pemeliharaan Jalur digunakan untuk mengatur dan
melakukan debug terhadap jalur.
Tiga sesi pembangunan PPP adalah:
- Fase Pembangunan Jalur, pada fase ini perangkat PPP mengirim LCP
frame untuk mengkonfigurasi dan mengetes jalur data. Frame LCP
berisi configuration option field yang memungkinkan perangkat
untuk menegosiasikan pilihan yang digunakan seperti maksimum
transmission unit (MTU), kompresi dari beberapa field PP dan
protokol otentikasi field. Jika sebuah pilihan konfigurasi tidak
termasuk dalam paket LCP, nilai default untuk konfigurasi tersebut
yang digunakan. Sebelum beberapa paket network layer dapat
dikirimkan, LCP pertama tama harus membuka koneksi dan
menegosiasikan parameter konfigurasi. Fase ini selesai ketika
sebuah frame configuration acknowledgment telah dikirim dan
diterima.
- Fase Authentication ( boleh ada boleh tidak), setelah jalur dibangun
dan protokol otentikasi diputuskan, maka melakukan proses
otentikasi. Otentikasi jika digunakan mengambil tempat sebelum
memasuki fase protokol network layer. Sebagai bagian dari fase ini,
LCP juga memperbolehkan sebuah pilihan untuk memastikan
Modul NTW.OPR.200.(2).A 39
kualitas jalur. Link ini di tes untuk memastikan kualitas jalur apakah
cukup baik untuk membawa data protokol network layer.
- Fase Protokol Network Layer, pada fase ini perangkat PPP mengirim
paket NCP untuk memilih dan mengkonfigurasi satu atau lebih
protokol network layer seperti IP. Setiap protokol network layer
yang telah dikonfigurasi, satu paket dari setiap network layer dapat
dikirimkan melalui jalur. Jika LCP menutup jalur, hal tersebu
diinformasikan ke protokol network layer sehingga mampu
melakukan aksi yang sesuai. Perintah show interface
menunjukkan kondisi LCP dan NCP dalam konfigurasi PPP.
Jalur PPP meninggalkan konfigurasi untuk komunikasi jalur sampai
frame LCP atau NCP menutup jalur atau sampai timer inactivity habis
untuk mengintervensi pengguna.
Pilihan otentikasi membutuhkan sisi pemanggil dari jalur memasuki
informasi otentikasi. Hal ini membantu untuk memastikan pengguna
memiliki ijin dari network administrator untuk membuat panggilan.
Ketika mengkonfigurasi otentikasi PPP, network administrator dapat
memilih Password Authentication Protocol (PAP) atau Challenge
Handshake Authentication Protocol (CHAP). Umumnya CHAP lebih
sering digunakan.
PAP menyediakan metode sederhana untuk meremote node untuk
mengidentifikasi pembangunan, menggunakan two way handshake.
Setelah jalur PPP dibangun, username/password secara terus menerus
dikirim dari node tujuan melalui jalur sampai otentikasi telah disetujui
atau koneksi diakhiri.
PAP bukan merupakan protokol yang kuat. Password dikirim melalui
jalur dengan bentuk clear text dan tidak ada proteksi. Remote node
yang akan mengontrol frekuensi dan waktu dari masuknya login.
Modul NTW.OPR.200.(2).A 40
CHAP digunakan pada startup jalur dan secara periodic di verifikasi
untuk mengidentifikasi remote node menggunakan three-way
handshake. CHAP menampilkan pembangunan jalur dan diulang
selama jalur dibangun.



Setelah fase pembangunan jalur PPP selesai, router local mengirim
sebuah pesan challenge ke remote node. Remote node merespon
dengan nilai yang dikalkulasi menggunakan fungsi one-way hash,
Gambar. 21
Gambar. 22
Modul NTW.OPR.200.(2).A 41
dimana umumnya Message Diggest 5 (MD5). Responsenya berdasarkan
password dan pesan challenge. Lokal router akan mengecek respon
dengan kalkulasi miliknya sendiri dengan nilai hash yang diharapkan.
Jika nilai sesuai, otentikasi di setujui, sebaliknya koneksinya akan
segera diakhiri.
CHAP menyediakan proteksi melawan serangan playback melalui
penggunaan berbagai nilai challenge yang unik dan tidak dapat
diprediksi. Jika challenge unik dan acak, maka nilai hasil hash juga akan
unik dan acak. Penggunaaan challenge yang diulang ulang akan
meningkatkan waktu untuk sebuah serangan. Router local atau server
otentikasi pihak ketiga yang akan mengontrol frekuensi dan waktu
challenge.



6 komentar:

sigidnino.blogspot.com mengatakan...

permisi,ikutan belajar point to point protocol
http://jaketkuning.unsri.ac.id/Sigit/blog/1806/

Anonim mengatakan...

makasih infonya mampir jga
http://jaketkuning.unsri.ac.id/sukardono/blog/1815/

aHmeD mengatakan...

thanks artikelny dpt membantu..
share http://jaketkuning.unsri.ac.id/ahmed/blog/1822/

Anonim mengatakan...

terima kasih atas infonya..

kunjungi blog saya juga ya :) http://jaketkuning.unsri.ac.id/elisyah/blog/1895/
thanks :)

Unknown mengatakan...

zebelll bwanggggggg kelebihane laka :(

Unknown mengatakan...

zebeeelllllllll hiks hiks hiks:(

Posting Komentar

 
© 2009 Belajar TeKaJe | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan | rokcet's Profile on Ping.sg